Perhitungan Potongan BPJS Kesehatan Perusahaan dalam HRIS

Des 15, 2023 | Tips

Sama seperti TNI, Polri, PNS, dan karyawan BUMN, karyawan swasta dalam kategori peserta BPJS termasuk pekerja penerima upah (PPU). Oleh karena itu perhitungan potongan BPJS kesehatan perusahaan berbeda dengan peserta bukan pekerja (BP) dan pekerja bukan penerima upah (PBPU).

Ada 3 kelas kepesertaan BPJS yang bisa dipilih oleh karyawan. Yaitu kelas I Rp150.000, kelas 2 Rp100.000, dan kelas 3 Rp42.000 dengan subsidi Rp7.000. Perhitungan BPJS kesehatan perusahaan terhitung dengan menggunakan persentase upah. Sehingga berbanding lurus dengan nominal gaji.

Dasar Perhitungan Potongan BPJS Kesehatan Perusahaan 2023

Sebagai karyawan yang menerima upah dari perusahaan, perhitungan potongan BPJS kesehatan sesuai dengan syarat dan ketentuan berikut ini:

1. Berapa Persen Gaji Dipotong untuk NPJS KEsehatan?

Jumlah iuran PPU adalah 5% dari total upah. Dengan rincian 4% ditanggung perusahaan dan 1% ditanggung oleh karyawan. Dengan prosentase upah ini, jumlah iuran yang ditanggung akan berbanding lurus dengan jumlah gajinya. Semakin tinggi gaji, maka semakin tinggi pula jumlah iuran yang akan ditanggungnya.

2. Tunjangan Penambah Bruto di PPh 21

Perusahaan memberi tunjangan 4% iuran BPJS dari total gaji karyawan. Itu berarti, tunjangan ini akan menambah jumlah penghasilan bruto yang akan diperhitungkan dalam penghitungan PPh 21. Sama seperti bonus, tunjangan makan, transport, dan lain sebagainya.

3. Dasar Perhitungan Iuran

Jumlah iuran 5% ini terhitung dari gaji pokok dan tunjangan tetap. Tunjangan tetap adalah tunjangan yang diberikan perusahaan dengan jumlah yang tetap setiap bulannya tanpa dipengaruhi oleh apapun yang bisa membuatnya bertambah atau berkurang, termasuk absensi kehadiran.

Jika di dalam gaji ada tunjangan yang dipengaruhi oleh absensi kehadiran, itu tidak masuk dalam perhitungan jumlah iuran.

4. Ketentuan Batas Upah Tertinggi

Sesuai dengan peraturan Presiden No 75 Tahun 2019, batas upah tertinggi dalam perhitungan BPJS kesehatan adalah 12 juta. Itu berarti, iuran yang harus dibayar karyawan adalah 600 ribu. Ini terhitung dari 5% X 12.000.000 = 600.000.

Jika karyawan memiliki gaji di atas 12.000.000, dia harus tetap membayar 600 ribu saja.

5. Ketentuan Batas Upah Terendah

Sedangkan ketentuan batas upah terendah adalah sesuai dengan jumlah UMK atau upah minimun kabupaten. Jika pemerintah kabupaten tidak menentukan upah minimun, berdasarkan jumlah upah minimun provinsi. Hal ini berlaku untuk semua kabupaten di Indonesia.

6. Cakupan Perlindungan Kesehatan

Total 5% dari iuran BPJS ini tidak hanya untuk satu pekerja saja. Tapi juga untuk anggota keluarga pekerja. Dengan jumlah tanggungan maksimal 5 orang. Itu terdiri dari suami, istri, dan 3 anak. Jika jumlah tanggungan lebih dari 5, harus menambah iuran 1% lagi dari total gaji per orangnya.

7. Ketentuan Layanan Perawatan Kesehatan

Pemerintah juga mengatur ketentuan layanan perawatan kesehatan bagi pekerja penerima upah. Pekerja yang menerima gaji di atas 4 juta, berhak mendapat perawatan kelas 1. Sedangkan pekerja dengan gaji kurang dari 4 juta, akan mendapat perawatan di kelas 2.

Dan perawatan kelas 3 hanya untuk pekerja yang terkena pemutusan hubungan kerja.

Contoh perhitungan potongan BPJS kesehatan perusahaan karyawan dengan gaji pokok dan tunjangan tetap sebesar Rp10.000.000.

  • Tunjangan dari perusahaan 4% x Rp10.000.000 = Rp400.000
  • Potongan gaji karyawan  1% x Rp10.000.000 = Rp100.000
  • Total yang harus disetorkan ke BPJS = Rp500.000.

HRIS Membantu Peritungan Potongan BPJS Kesehatan Perusahaan

HRIS singkatan dari Human Resource Information System. Yaitu sebuah sistem yang mempermudah dan meningkatkan akurasi dari tim HRD dalam menjalankan fungsinya.

Dengan menggunakan HRIS, HRD bisa mengelola kebutuhan SDM, mengelola sistem salary, input data karyawan, mengetahui kinerja karyawan, informasi payroll dan semua yang berhubungan dengan karyawan menggunakan software. Termasuk juga melakukan perhitungan potongan BPJS kesehatan perusahaan.

Ada beberapa fungsi HRIS yang dapat membantu HRD menghitung potongan BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan, antara lain:

1. Memudahkan Pekerjaan yang Berulang

Manfaat pertama yang bisa didapatkan dari penggunaan HRIS adalah memudahkan HR untuk melakukan pekerjaan yang berulang setiap bulannya. Seperti memeriksa absensi karyawan, menghitung PPh 21, perhitungan BPJS kesehatan dan ketenagakerjaan, perhitungan tunjangan, gaji, dan lain sebagainya.

Pekerjaan yang berulang ini dapat meningkatkan kejenuhan dan risiko human error. HRIS hadir dengan sistemnya yang serba otomatis yang akan mempermudah pekerjaan, Hal ini juga akan mempersingkat waktu HR dalam melakukan tugasnya. Selain itu juga menurunkan human error dengan tingkat akurasi yang steady atau tetap.

2. Mempermudah Kontrol Perhitungan

HRIS juga memudahkan manajemen memonitor tim HR dalam mengerjakan tugasnya. Sebab perhitungan potongan BPJS sama rentannya dengan perhitungan upah. Perusahaan rentan kehilangan kepercayaan karyawan jika terjadi kesalahan di sini. Hilangnya kepercayaan bisa menurunkan motivasi kerja karyawan. Bahkan lebih parahnya lagi membuat talenta berharga memilih resign.

3. Lebih Hemat

Dengan menggunakan HRIS, tim HR tidak perlu merekrut banyak karyawan. Sehingga lebih menghemat biaya gaji karyawan bagian HRD. Selain itu, juga menghemat biaya penggunaan kertas, biaya lembur tim personalia, dan berbagai biaya lainnya. Karena semua telah dikerjakan oleh HRIS secara otomatis.

4. Membantu Pengecekan Keluhan Karyawan Terkait Perhitungan Upah

Sewaktu-waktu ada saja karyawan yang mengajukan keluhan terkait pembayaran upahnya. HR bisa mengandalkan HRIS untuk menyelesaikan persoalan ini. Karena tidak semua karyawan membaca kontrak untuk mengetahui potongan apa saja yang berpengaruh pada upah bersihnya.

Seperti potongan BPJS Kesehatan perusahaan, potongan BPJS Ketenagakerjaan dan potongan Pph 21. Semua perhitungan telah selesai dan tersedia datanya di HRIS. Jadi jika ada karyawan yang merasa diperlakukan tidak adil oleh perusahaan karena tidak membayar haknya, perusahaan memiliki data valid untuk menyelesaikan persoalan dengan cepat dan mudah.

5. Membantu Proses Pengambilan Keputusan

HRIS tidak hanya menjadi sebuah sistem informasi HR yang akurat dan cepat terkait sumber daya manusia. Ini karena HRIS otomatis dan terpusat. Dengan menggunakan sistem ini, manajemen dan direksi bisa mengambil keputusan dengan cepat dan tepat untuk berbagai keperluan. Baik untuk perusahaan maupun bagi nasib karyawan di dalam perusahaan.

6. Mengurangi Kesalahan Human Error

Kesalahan manusia atau human error bukan hanya karena pekerjaan yang berulang. Karena bagaimanapun personal tim HR juga manusia biasa. Rentan mengalami kesalahan jika melakukan perhitungan secara manual. Dengan menggunakan HRIS, bisa meminimalisir kesalahan yang bisa merugikan banyak pihak. Baik pihak perusahaan maupun karyawan.

Salah satu kesalahan yang bisa terjadi pada personalia adalah perhitungan gaji karyawan. Banyaknya elemen payroll membuat perhitungan menjadi berbelit dan rawan terjadi kesalahan. HRIS memastikan semua elemen payroll bisa dihitung dengan baik, cepat, tepat, dan akurat.

7. Fleksibel

Semua HRIS terhubung dengan internet. Ini berarti, bagian HR bisa mengakses semua  HRIS kapanpun dan di manapun selama tersambung dengan internet. Dan karyawan bisa melakukan input data diri dan melakukan absensi di manapun dan kapanpun sesuai kebutuhan.

Dengan fleksibilitas ini memudahkan karyawan untuk mengajukan keluhan jika BPJS Kesehatannya tidak bisa digunakan misalnya. Tim HR dapat melihat data. Mulai dari perhitungan potongan hingga status pembayaran yang telah akunting lakukan. Dengan begitu persoalan bisa selesai tanpa harus bertemu muka.

8. Meningkatkan Kepercayaan Karyawan terhadap Perusahaan

HRIS memungkinkan adanya transparansi pada semua hal yang berhubungan dengan sumber daya manusia. Di mana karyawan dan HR bisa melakukan akses dan saling berkomunikasi dengan transparan di software ataupun aplikasi.

Begitu juga dengan perhitungan gaji dengan berbagai elemen payroll yang ada. Seperti PPh 21, perhitungan potongan BPJS kesehatan perusahaan, tunjangan kesehatan, dan lain sebagainya. Semua terhitung dengan tepat dan transparan. Ini akan membantu meningkatkan kepercayaan karyawan terhadap perusahaan. Yang pada akhirnya akan meningkatkan motivasi karyawan dalam bekerja.

Penggunaan HRIS dengan Aplikasi Adrena

Salah satu contoh HRIS yang bisa Anda gunakan adalah aplikasi Adrena. Yaitu HRIS yang berbasis cloud yang dirancang dengan berbagai fitur premium. Aplikasi ini selaras dengan undang-undang ketenagakerjaan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Serta mampu mengikuti berbagai perkembangan dalam bisnis Anda.

Tidak hanya bisa berfungsi sebagai aplikasi absensi online karyawan saja. Aplikasi Adrena juga bisa menjadi alat perhitungan payroll yang cepat, tepat, dan mudah. Memudahkan bagian HR untuk melakukan tugasnya dengan tingkat kesalahan yang sangat minim.

Tidak hanya untuk instansi swasta saja. Aplikasi ini juga bisa digunakan untuk instansi pemerintahan, kantor pemerintah kota, profinsi, dan kantor BUMD atau BUMN lainnya. Dirancang untuk memenuhi segala kebutuhan HR kantor semua instansi dengan harga yang sangat terjangkau.

Kesimpulan

BPJS kesehatan adalah salah satu elemen payroll yang tidak bisa terpisahkan begitu saja. Karyawan swasta dalam katagori peserta BPJS termasuk pekerja penerima upah (PPU) dengan beban iuran sebanyak 5% dari total gaji. Dengan 4% ditanggung perusahaan, dan 1% ditanggung oleh karyawan sendiri.

Pemerintah menerapkan dasar-dasar perhitungan potongan BPJS kesehatan perusahaan sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku. Agar perhitungan pemotongan BPJS ini bisa lebih mudah, perusahaan bisa menggunakan HRIS atau  human resource information system. Salah satunya adalah dengan menggunakan aplikasi absensi online dan payroll Adrena. Aplikasi HRIS premium untuk berbagai kebutuhan personalia perusahaan.

Pin It on Pinterest

Share This